Saat ini, kegiatan outdoor seperti mendaki gunung sudah bukan hal yang besar bagi sebagian orang, khususnya anak muda di negeri ini. Bukan pula konsumsi yang hanya bisa dinikmati oleh kaum adam saja. Nggak sedikit kaum hawa yang menasbihkan diri mereka sebagai Srikandi di atas gunung.
Sebelum memutuskan untuk turut serta dalam rombongan pendakian, ada nggak sih keluhan dan keresahan kamu, para Srikandi, ketika ingin mendaki? Nah, kali ini Hipwee akan coba menjabarkan sedikit keresahan yang tentunya kamu alami untuk kali pertama mendaki.
Kali pertama yang terlintas di benak perempuan, kuat nggak ya? Nggak usah sampai puncak deh, eh tapi pengin foto di puncak. Duh!
Pernyataan atau kesangsian diri sendiri atas kekuatan yang dimiliki tentu menjadi keresahan tersendiri bagi para pendaki. Nggak cuma wanita, pendaki pemula pria atau yang sudah berpengalaman pun, ketika hendak mendaki gunung yang belum pernah dia daki juga melahirkan ketakutan seperti itu.
Girls, sebenarnya mendaki itu bukan masalah mencapai puncak dan berfoto ria. Puncak dan foto dengan latar indah memesona hanyalah bonus yang ditawarkan sebuah gunung. Ingat,
Tujuan naik gunung adalah turun gunung.
Ya, tujuan mendaki gunung adalah rumah. Sebab seberapa tinggi dan lama kamu mendaki, satu yang kamu rindui adalah rumah, di mana ayah, ibu, kakak, dan adikmu menunggu dengan penuh cinta. Menyangkut kuat tidaknya kamu mendaki, itu masalah yang perlu kamu hadapi. Jangan hanya membayang di angan-anganmu saja. Cuma kamu yang tahu benar dirimu, kekuatanmu, baik-buruknya langkah buat dirimu. Jangan pernah ragu ketika hendak mendaki. Ketika kamu ragu karena persiapanmu belum maksimal, alangkah baiknya kamu atur ulang latihan fisikmu sebelum terjun ke jalan bebatuan nan terjal.
Tujuan naik gunung adalah turun gunung.
Kebanyakan cewek takut kesasar dan nggak ada yang tahu trackpendakian. Tenang saja, kan kamu nggak sendirian!
Hipwee sudah pernah membahas mengenai persiapan untuk para pendaki sebelumnya. Pengetahuan tentang gunung, segala macam peralatan dan track yang akan dihadapi, sudah tersaji di artikel tersebut. Girls, ketika kamu, pengin naik gunung tapi nggak tahu trackpendakianmu, jangan khawatir! Toh, kamu mendaki nggak sendirian, bukan?
Sebelum kamu memutuskan untuk bergabung dalam pendakian bersama teman-temanmu, cari tahu dulu siapa saja temanmu yang ikut. Salah satu atau dua dari mereka, adakah yang sudah ranger atau orang yang paling berpengalaman dalam mendaki? Kalau memang ada, dan orang tersebut termasuk orang yang bisa dipercaya dan bertanggung jawab, nggak perlu lagi kamu untuk takut kesasar. Karena dalam pendakian, nggak ada teman yang menginginkan temannya celaka.
Di perjalanan atau di tenda, kalau pengin buang air bagaimana? Di semak belukar atau di alam terbuka? Emang nggak apa-apa? Aman!
Pada umumnya, cowok maupun cewek, meresahkan sistem pencernaan perut mereka ketika mendaki. Ini memang manusiawi. Untuk cowok, mungkin hal ini biasa saja dan mudah untuk diatasi. Lalu, bagaimana dengan cewek? Nggak sedikit dari mereka yang bingung dan gusar untuk buang air kecil dan besar.
Cewek: Duh, aku pengin pipis nih. Gimana dong?
Cowok: Ya, udah, sana, cari semak-semak yang agak jauh dan ketutup!
Cewek: Ih, serem ah. Temenin dong!
Cowok: .
Untuk mengatasi masalah ini, kamu nggak perlu khawatir, Girls! Pertama, kamu bisa mencari spot untuk buang air yang aman, jauh dari jangkauan pandang para pendaki lain dan carilah tempat yang nggak ada duri-duri atau akar semrawut. Kedua, jangan gunakan air minum untuk membersihkan diri setelah buang air. Biasakan gunakan kertas tisu basah untuk mengelapnya. Ketiga, jangan buang air di air yang nggak mengalir. Mending ke semak-semak aja, daripada di aliran air. Kalau kamu buang air di atas, kotoranmu akan mengalir ke bawah. Kasihan pendaki lain yang mau ambil air buat minum/masak di aliran air sana.
Cewek: Duh, aku pengin pipis nih. Gimana dong?
Cowok: Ya, udah, sana, cari semak-semak yang agak jauh dan ketutup!
Cewek: Ih, serem ah. Temenin dong!
Cowok: .
Kalau tiba-tiba dapet , bagaimana? Ini keresahan mendasar pendaki wanita.
Menstruasi itu wajar dan memang sudah kodratnya bagi para Srikandi pendaki gunung. Lebih bahaya kalau kamu udah nggak dapet! :p
Langkah pertama yang harus kamu lakukan adalah stay cool, jangan panik, apalagi mengonsumsi painkiller! Di sinilah kedewasaanmu diuji. Sebisa mungkin jangan pernah manja ke teman pendakimu. Mendaki gunung bukan tempat untuk bermanja-manjaan!
Sediakanlah pembalut ketika kamu tahu bahwa pada tanggal sekian (dalam pendakian) kamu akan menstruasi. Usahakanlah sehari kamu ganti pembalut 3-4 kali dan jagalah Mrs. V tetap kering. Karena lembab itu nggak baik buat kesehatan. Sementara untuk mengurangi rasa nyeri di perut, berfokuslah pada track pendakian, bayangkan keagungan Tuhan dari puncak gunung yang telah kamu perjuangkan, dan pendaki-pendaki lain yang tampan. Hal ini niscaya bisa membantumu lupa dari rasa nyeri akibat dapet.
Jangan lupa bawa plastik kresek hitam ya buat tempat pembalut yang sudah kotor. Pokoknya jangan sesekali kamu buang di gunung ya!
Tidur bareng teman-teman di tenda? Cowok-cewek? Ya, kalau kamu mau sih nggak masalah. Eh.
Kata siapa sih, ikut pendakian gunung dengan teman-teman cowok pasti tidur bareng dengan mereka? Hellow! Tidur mah gampang. Dari awal sebelum berangkat, buatlah perjanjian dengan partner dakimu, bagaimana pembagian kuota dalam tenda. Kecuali memang kamu pengin setenda bareng mereka sih. (Biar aman loh, ya!)
Bayangan pertama ketika nge-camp adalah takut akan binatang buas. Ular, babi hutan, macan, dsb., nggak ada kok.
Ivana: Ih, ada ular nggak sih di gunung?
Koko: Nggak ada. Adanya buaya.
Ivana: Kok??
Koko: Iya, buaya darat, Neng..
Ivana: BUZETDAH, BANG! *WADEZIG!!!*
Kembali ke artikel sebelumnya, tentang persiapan pendakian, pelajarilah keadaan dan kondisi gunung sebelum kamu memutuskan untuk menjelajahinya. Gunung memang tempat liar, tempat di mana hewan bebas berkeliaran. Makanya, kalau mendaki gunung, upayakan kamu selalu mengikuti track yang sudah disediakan. Nggak usah ngikutin partner dakimu yang sok-sokan buka track sendiri, ya, Girls.
Kalau kamu waswas di area camping-mu ada hewan liar, upayakan untuk mendirikan tenda agak jauh dari semak-semak, tapi jangan terlalu jauh dari pepohonan, ya. Kalau perlu bawa juga pisau lipat, buat jaga-jaga aja.
Ivana: Ih, ada ular nggak sih di gunung?
Koko: Nggak ada. Adanya buaya.
Ivana: Kok??
Koko: Iya, buaya darat, Neng..
Ivana: BUZETDAH, BANG! *WADEZIG!!!*